Do'a untuk yang kusayang :)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Duhai Allah,
andai aku boleh meminta,
berikanlah kebahagiaan untuk orang-orang yg kusayang
jauhkan mereka dari kesusahan,
jauhkan mereka dari penderitaan,
Ya Allah,
jagalah mereka dalam cinta-kasih-MU
lindungilah mereka dengan kemurahan-Mu
karena diri yg kecil ini tak kan mampu
membalas semua yg telah mereka lakukan terhadapku...
Ya Rabb,
jagalah mereka dalam agama-Mu
kuatkan pijakan kakinya di jalan-Mu
kuatkan ruh-Nya dalam kecintaan kepada-Mu
buatlah mereka selalu tersenyum...sampai kelak ke surga-Mu
Ya Rahmaan,
andai kebersamaan kami di dunia-Mu ini singkat,
pertemukanlah kelak kami di Firdaus-Mu...
Semuanya dalam cinta-Mu, semuanya dalam rahmat-Mu...

:)
aamiin ;)


aah, kutulis do'a dhuha ku kembali disini Yaa Allah, karena betapa inginnya do'aku ini kau kabulkan :)
betapa sayang nya aku pada mereka... dan aku yakin Kau pun tau tentang itu :)

LOVE YOU, ALLAH :*


Read More......

dari calon ibumu :)

Minggu, 05 Desember 2010

Saya adalah seorang perempuan.
Karenanya, sunnatullah apabila saya mengharapkan suatu saat diberi amanah terindah yang akan memanggil saya “Ibu”.
Kehendak Allah ialah satu-satunya penentu apakah amanah tersebut akan dititipkan pada saya kelak.
Tetapi, saya tahu satu hal, saya telah mencintai anak saya.  
Bahkan sebelum ia lahir.
Maka tertuturlah kata demi kata.
Sebuah ungkapan rindu seorang calon ibu yang mengharapkan anaknya menjadiqurrata a’yun (penyejuk mata).
Kata merangkai kalimat.
Kalimat memendar lembar.
Lalu lembar pun mewujud setumpuk surat.
Saya menamakannya “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.

Banyak, banyak sekali yang ingin saya curahkan dalam surat-surat tersebut.
Tentang cinta dan harapan saya bagi anak-anak saya.
Tentang pengalaman.
Pemikiran.
Nilai-nilai kehidupan.
Betapa saya mengharapkan bahwa bait-bait surat yang datangnya dari hati ini nantinya dapat mengkristal menjadi sebuah refleksi bagi anak-anak saya.
Sebuah kontemplasi.

Bukankah Amr bin Qais pernah berkata bahwa ‘kata-kata yang keluar dari relung hati akan masuk pula ke dalam hati’?
Sehingga mudah-mudahan kebaikan saja -tidak yang lain- yang akan mereka petik dari surat ibunda mereka, insya Allah.

Berikut beberapa paragraf dari lembar-lembar itu;

Anandaku, bagaimana kabarnya dirimu?
Ini ibundamu, Nak.
Menuliskan helai demi helai surat ini sebagai wujud cintaku.
Meski belum jua kuketahui kapankah dirimu akan hadir menjadi amanah terindah bagiku.
Tetapi percayalah, aku sudah mencintaimu.
Segenap jiwa, aku telah merindukanmu.
Mendoakan dunia akhiratmu.
Memelukmu erat.
Menciummu hangat.
Bahkan sebelum engkau hadir.
Ayahandamu, belum menjadi suamiku ketika aku menuliskan ini.
Doa kami masih di langit.
Hanya perkara waktu sampai Allah mempertemukan kami.
Tetapi percayalah, ia pun sudah mencintaimu sejak kini.
Impian kami satu, Nak, menjadi ayah dan ibu terbaik bagimu.
Ayah dan ibu yang segenap cintanya lekat di hatimu.
Mengiringi detak, langkah, dan helamu.
Menemani perjalanan lahir dan batinmu.
Hingga ke surga kelak, insya Allah.

Sebagaimana saya jelaskan di mula, banyak sekali yang ingin saya curahkan dalam surat ini.
Salah satunya tentang pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
Lho, kok bisa? *hehehe..
Ya, proses penulisan ini kan ajang belajar saya juga,
agar dapat menjadi istri dan ibunda terbaik dunia akhirat. *aamiin..
Jadi, ini adalah bagian dari usaha tiada henti saya dalam mempersiapkan dan memperbaiki diri.
Mudah-mudahan Allah meridhai usaha saya. Amiin.

Berikut petikannya lagi;
Anakku yang dicintai Allah, sudah kewajibanku pula untuk mengingatkanmu, bahwa kau bukan hanya akan mencari seorang suami atau istri, Nak.
Akan tetapi, juga seorang ayah dan ibu bagi anak-anakmu.
Dari spermanya akan mengutuh jati diri anakmu nanti.
Dalam rahimnya akan mewujud buah hatimu kelak.
Karenanya, pandanglah jauh menerawang.
Bukan semata dari kedudukannya saat ini, Nak.
Bukan pula sebatas ketampanan dan kecantikannya kini.
Bayangkan bertahun kemudian.
Ketika kalian menua bersama.
Ketika kalian menatih jalan anak pertamamu.
Ketika kalian merapikan mukena gadis kecilmu yang sedang belajar shalat.
Seperti apa ia kelak, Nak?
Apakah ia akan membangunkan anakmu dengan kecupnya sewaktu Subuh menjelang?
Akankah ia melantunkan alquran sebagai lagu nina bobo bagi anakmu?
Yakinkah kau bahwa anakmu akan menjadi prioritas utamanya, bahwa ia akan menjadi ayah dan ibu penuh waktu –bukan ayah dan ibu akhir pekan?
Sebagaimana kau ketahui, Nak.
Aku menuliskan ini bahkan ketika aku belum dapat memastikan secara pasti seperti apa sosok ayahmu.
Namun, aku terus berdoa, semoga yg selama ini menjadi bayang, akan benar2 tiba melunasi janji manisnya.
Namun kujanjikan kepadamu satu hal lagi, Nak, aku mendoa siang malam agar Allah menganugerahimu ayah terbaik bagi dunia dan akhiratmu.
Ayah dengan hati lembut, yang senyum penuh kasihnya buncah setiap memandangmu.
Ayah dengan tubuh kuat, yang sanggup mengajarimu berpeluh demi umat.
Ayah dengan cita-cita besar, yang menanamkan ridha Allah sebagai tujuan utama keluarga kita.

Sebagaimana kau ketahui pula, Nak.
Aku menuliskan ini bahkan ketika aku belum tahu bilakah aku menjadi ibundamu.
Namun, siang malam pula, Nak, aku berdoa agar mampu menjadi ibu terbaik bagi dunia dan akhiratmu.
Ibu yang memperdengarkan ayat suci sejak kau dalam kandungan.
Ibu yang mewujud sahabat terbaikmu.
Ibu yang menggenggam tanganmu erat dalam mengarungi naik turun kehidupanmu.

Mungkin akan lama surat-surat ini menanti, hingga tersampai pada masa yang tepat bagi anak saya untuk membacanya.
Tetapi bukankah Allah adalah pengabul segala pinta?
Karenanya biarlah ini menjadi salah satu wujud doa saya.
Biarlah terpanjat.
Biarlah terdengar.

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
(QS. Al-Mu’min (40)  : 60)

Read More......

Tiga Hal tentang KERINDUAN !!!

Minggu, 29 Agustus 2010

I.

menetes pula airmata
dari sebuah lupa
dan, aku mengenangmu
sebagai sebuah kerinduan
yang lupa terjaga

II.
aku biarkan, malam yang pekat,
menangis sejadi-jadinya, dalam sunyi
tanpa bunyi, menjadi isyarat
memanggilmu kembali

III.
rembulan berkabut, malam gerimis
melekat lirih, gugur berguguran
pada yang berhembus dan berdetak
mengalir pula do’a-do’a
pada kerinduan yang bertaut
antara dirimu dan sebuah tiada


Balikpapan,
29 Agustus 2010..
00.58

spesiaaall pake kecap untuk pangeranku sayang.. dnymilo :*

Read More......